konsep penciptaan manusia menurut hindu dan budha
konsep terciptanya manusia menurut agama hindu
Ada beragam kisah penciptaan alam semesta yang dituturkan secara mitologis dan berbeda-beda dalam kitab-kitab Purana. Menurut kitab Weda, unsur dasar alam semesta ini adalah aditi yang berarti ketiadaan atau kehampaan. Segala sesuatu yang ada merupakan diti yang artinya terikat. Sebelum adanya alam semesta, yang ada hanyalah Brahman, sesuatu yang sulit dilukiskan. Brahman berada di luar kehidupan dan kematian, tak terikat oleh waktu, abadi, tak bergerak, ada dimana-mana, memenuhi segala sesuatu.
Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya. Menurut kitab Purana, pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal proses penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya adalah terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan). Selanjutnya, munculah Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, yang disebut pula Dasendria (sepuluh indria).
Setelah timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak berukuran. Pancatanmatra merupakan benih saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi unsur-unsur benda materi yang nyata. Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu: Akasa (ether); Bayu (zat gas, udara); Teja (plasma, api, kalor); Apah (zat cair); Pertiwi (zat padat, tanah, logam).
Pancamahabhuta berbentuk Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun kadangkala ada salah satu unsur yang mendominasi. Sari-sari Pancamahabhuta menjadi Sadrasa, yaitu enam macam rasa. Unsur-unsur tersebut dicampur dengan Citta, Buddhi, Ahamkara, Dasendria, Pancatanmatra dan Pancamahabhuta. Dari pencampuran tersebut, timbulah benih makhluk hidup, yaitu Swanita dan Sukla. Pertemuan kedua benih tersebut menyebabkan terjadinya makhluk hidup.
Kehidupan dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai Brahma, menciptakan para gandharwa, pisaca, makhluk gaib, dan sebagainya. Setelah itu terciptalah tumbuhan dan binatang. Manusia tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang di muka bumi. Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka manusia disebut Bhuwana Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung.
Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu. Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama spesies. Swayambu Manu secara harfiah berarti "makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".
konsep terciptanya manusia menurut agama budha
Dalam surat
pittaka menjelakan ”Saudara-saudara , akan tiba suatu saat,cepat atau lambat,
setelah berakhirnya suatu massa yang lama, dunia ini hancur dan berevolusi.
Ketika hal ini terjadi , umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di alam
Ambhassara, mereka hidup dialam itu dengan kekuatan pikiran, hidup dengan kenikmatan,
memancarkan cahaya dari tubuh mereka, melayang-layang diangkasa, dan kehidupan
ini berlangsung terus dalam keindahan, demikianlah mereka adanya, dan mereka
hidup dalam suatu masa yang lama sekali.
Saudara-saudara,
tiba juga suatu saat, cepat atau lambat, system dunia ini mulai
berevolusi kembali. Ketika hal ini terjadi alam Brahma Nampak tapi
kosong. Ada sesosok mahluk yang karena masa hidupnya telah habis atau
disebabkan oleh pahala jasa karma baiknya telah habis, meniggal dari alam Ambhassara
dan terlahir kembali di alam Brahma. Disitu ia hidup dengan kekuatan
pikiran, hidup dengan kenikmatan, memancarkan cahaya dari tubuhnya,
melayang-layang diangkasa, dan kehidupan ini berlangsung terus dalam keindahan,
demikianlah ia adanya, hidup dalam masa yang lama sekali. Karena ia tinggal di
alam itu terlalu lama dan sendirian maka perasaan tidak puas dan kerinduan
muncul dalam dirinya: “oh semoga mahluk-mahluk yang lain pun datang
menemani saya di tempat ini pada saat itu ada mahluk –mahluk yang
karena usia mereka telah habis atau karena pahala [karma baik]telah habis
,meninggaldan lenyap dari alam abhassara dan muncul di alam brahma manjadi
kawannya ,dan dalam berbagai hal mereka hidup seperti dia.
Saudara –saudara,
berdasarkan hal ini mahluk pertama yang telah lahir dan muncul di alam
brahma itu berpikir: “ Saya Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa,
Penguasa, Tuan dari semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat
bagi semua mahluk dan asal mula dari semua kehidupan. Saya yang
menciptakan mahluk-mahluk ini. Mengapa demikian? Beberapa saat yang lalu saya
berfikir : ‘Oh semoga mahluk –mahluk lainpun datang menemani saya
ditempat ini!’ Begitulah ide yang ada dalam pikiranku dan begitu pula
yang terjadi mahluk-mahluk ini muncul.”
Mahluk-mahluk yang
muncul sesudah dia juga berfikir : “ Mahluk-mahluk ini mesti Brahma, Maha
Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Penguasa, Tuan dari semua, Pembuat, Pencipta,
Maha Tinggi, Penentu tempat bagi semua mahluk, asal mula semua mahluk, asal
mula semua kehidupan, ayah dari semua yang ada dan yang akan ada. Oleh
Brahma ini kita semua diciptakan. Mengapa begitu? Karena seperti apa yang kita
lihat, dia yang lebih dulu ada sedangkan kita muncul sesudahnya.
Saudara-saudara
berdasarkan hal ini, mahluk yang muncul lebih dulu usianya lebih panjang, lebih
cakap dan lebih berkuasa, sedangkan mahluk yang muncul sesudah dia nampak
berusia pendek, tak terlalu cakap dan kurang berkuasa. Demikianlah ada
mahluk-mahluk yang meninggal di alam itu dan terlahir kembali di alam ini
(bumi). Karena telah berada di bumi, ia meninggalkan kehidupan
berumah tangga menjadi pertapa. Sebagai pertapa ia berusaha sungguh-sungguh
bermeditasi, bersemangat, bertekad, tekun, dan dengan pengertian serta perhatian
yang benar ia mencapai ketenangan batin. Dengan pikiran yang tenang
ia dapat mengingat kembali kehidupannya yang lampau, tetapi
yang diingatnya hanya sampai pada satu kehidupan yang lampaui saja dan
tak melampaui itu, ia bekata : “Brahma yang dipuja, adalah Maha Brahma, Maha
Agung, Maha Kuasa, Penguasa, Tuan Dari semua , Pembuat , Pencipta
tempat semua mahluk, asal mula kehidupan, Ayah dari semua yang ada dan
yang akan ada. Oleh dialah maka kita diciptakan. Ia adalah kekal, tetap,
eternal, tak berubah, dan ia akan tetap seperti itu untuk selama-lamanya.
Tetapi kita yang diciptakan oleh Brahma itu, kita semua yang telah kemari
adalah tidak kekal, berubah-ubah, tidak permanen dan berusia pendek dan pasti
mati.
Saudara-saudara
demikianlah asal mula dari segala sesuatu yang kamu sekalian nyatakan sebagai
ajaran kamu bahwa segala sesuatu diciptakan oleh maha kuasa Brahma.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar